Untuk Sahabat Yang Hilang



Bismillah...

Kemarin, gue baru aja ngadain buka puasa bersama teman-teman SMP. Sudah tiga tahun ke belakang, gue selalu jadi ketuplak buat acara ini. Awalanya, sih, gue cuman suka ngumpul-ngumpulin temen, bicaraain masa-masa konyol ketika berseragam putih-biru.

Kenapa SMP? Karena disitulah gue merasa benar-benar punya kenangan manis, yang serba pertama. Mulai dari pertama ngerasain MOS (Menyulitkan Orangtua Siswa), masuk ruang BK pertama kali, dan yang pasti ngerasain jatuh cinta.

Tapi kali ini, gue bukan mau ngomongin soal cinta pertama. Gue mau cerita tentang seorang sahabat, sahabat pertama gue di SMP. Sahabat yang diacara buka puasa bersama kemarin gak datang.

Namanya Icha, iya dia anak cewek. Sewaktu kelas dua, gue sering liat Icha karena kelas kami bersebelahan, gue di kelas 2A, sedangkan Icha di kelas 2B. Tapi kami baru saling kenal di kelas 3, karena satu kelas, yaitu di kelas 3A.

Awalnya gue sempat mengira, Icha adalah tipikal cewek yang milih-milih teman. Karena yang gue tahu nih, selama di sekolah, dia cuman sering keliatan bergaul sama anak-anak yang punya tingkat popularitas di sekolah.

Dan ternyata gue salah, setelah gue kenal dia, dan saling mengaku kalau kami adalah sahabat.

Gue mulai akrab dengan Icha, waktu lagi ramenya Friendster. Oke, mungkin buat kalian generasi cabe-cabean, yang baru mengenal facebook dan twitter, merasa asing mendengan nama: Friendster.

Jadi nih Friendster atau yang sering disebut FS, adalah jejaring sosial yang sangat terkenal ditahun 2000-an. Dan karena kehadiran FS lah, spesies baru bermunculan yang sekarang di kenal dengan bahasa ilmiah 4L@y3r’s, sebelum cabe-cabean dikenal.

Nah, karena Fs lah, gue jadi masuk dalam golongan anak populer di SMP gue. Gue sering nulis testi (status kalau di facebook) cinta-cintaan, yang bisa bikin cewek kejang-kejang kesurupan, dan yang pasti gue sering upload foto editan gue sendiri di FS.

Ya…, gue dulu adalah seorang fotogenic. Di SMP gue lagi masa puber, jerawat bertebaran penuh di wajah, dan salah satu cara aman biar bisa tetap temenan sama cewek cantik di FS, pasang foto profle se unyu mungkin.

Alhasil, setiap ke warnet selain buat main Fs, gue juga sering buka situs picnik.com buat ngedit foto gue, biar keliatan unyu abis. Dan kampretnya, gue bangga banget waktu zaman itu, dengan foto-foto 4L@y yang gue buat.

Mungkin, ini yang disebut konyol, dimana pada saat kita SMP merasa keren, lalu pas SMA liat anak SMP kelihatan alay, dan saat SMA merasa sudah paling dewasa, lalu saat Kuliah liat anak SMA sok dewasa banget.

Karena FS gue update banget dan jadi populer, anak-anak di kelas jadi minta diajarin. Gimana caranya biar keliatan keren didunia maya, lewat FS, gimana caranya ngedit foto, biar keliatan unyu. Dan sekarang gue baru sadar, kalau dulu pernah bikin sesat anak orang.

Dan disinilah gue mulai kenal Icha. Icha ternyata juga ikutan dalam pengikut gue waktu itu, jadi setiap pulang sekolah, kami rame-rame sekitar 15 orang, pergi ke warnet dekat sekolah. Biasanya satu box, ada 3-5 orang, kebayang banget gimana suasana box warnet yang penuh dengan anak-anak yang kepengen gaul (baca: alay) ribut dalam satu box.

Gue ingat banget, waktu Icha minta dibikinin FS, waktu itu gue tanya dia mau pakai nama apa di profile Fs dia.

“Ini mau apa nama Fs nya?” tanya gue, yang waktu itu belum akrap dengan Icha.

“Apa yah?” Icha melihat kelangit-langit warnet “Ahh, Ich4 Ch13 MmaniEzzz’5 aja deh.”

“Gak ditambahin j3mbhat@n 4nChol sekalian?”

Dan saat itu, gue pertama kali liat Icha ketawa. Cieee..., tangan kiri Icha nutup mulutnya yang lagi ketawa sambil ngomong manja “Ihh…, apaan sihh.” Sedangkan tangan kanannya, dorong-dorong gue ke dinding penyekat box warnet disebelah, makin lama dorongan Icha makin kenceng, dan gak lama sekat antar box warnet tadi jebol,  -__________-“.

Sejak kejadian itu dan berjalannya waktu, kami jadi makin akrap. Kami sering komunikasi via SMS, tapi jarang ngobrol langsung di sekolah. Gak ada alasan pasti kenapa kami jarang ngobrol di sekolah, cuman bisa, Saling Memahami.

Setelah lulus SMP, gue dan Icha pisah ranjang sekolah. Gue masuk di sekolah SMK Muhammadiyah 3, dekat rumah karena nilai kurang. Sedangkan Icha sekolah di SMA Sabillal. Walaupun kami beda sekolah, tapi kami masih sering komunikasi via SMS. Kenapa gak via FS? Karena kami sudah sadar kalau FS hanya membuat derajat kami sebagai manusia akan merendah, dan jadi salah gaul.

Pas SMA Icha juga sering main ke rumah gue, layaknya anak baru gede. Hal-hal yang kami ngomongin gak lepas dari lima huruf, yaitu: C-I-N-T-A. Cintaaaahhhhhhh!!!! *tebar nafas naga*

Icha sering curhat tentang gebetan atau pacar-pacar barunya. Iya, Icha emang sering banget putus nyambung kayak layangan. Entah sudah berapa lusin cowok yang sudah diceritain ke gue, sampai-sampai gue baru sadar kalau dia juga sempet PDKT sama kakek tetangga.

Sebenarnya Icha punya kriteria yang simpel, yang kebanyakan cewek mau: pengin punya cowok yang selalu setia setiap saat (kayak rexona), selalu ada disaat dia butuh (mas-mas delivery KFC) dan kriteria terakhir terakhir Icha, cowok itu gak harus punya banyak uang, tapi cukup…, cukup punya mesin cetak uang. Hmm…., realistis.

Icha punya banyak cerita cinta cowok, berbanding terbalik dengan gue, yang waktu itu cuman punya cerita satu cewek, dan kampretnya sampai sekarang. Yaitu, Dia (mantan pacar – yang sering gue ceritain disini). Yang sudah membuat nama Regas berubah menjadi: Remaja Galau Selalu. *sakitnya tuh disini*

Ditengah ke-galau-an gue, Icha sebagai sahabat yang baik ngejodohin gue sama teman deketnya di SMA Sabillal, katanya biar gue bisa move on. Namanya Kety, cewek yang tomboy tapi manis (sebelumnya gue nulis: "Namanya Kety, cowok yang tomboy tapi manis" asli typo gue parah banget). Tapi sayangnya itu gak berlangsung lama, walaupun kami sempat jadian, setelah putus gue masih aja suka mikirin Dia, bahkan saat menjalin hubungan dengan Kety.

Dihari-hari selanjutnya, lama kelamaan kami sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kampretnya tidak ada kata sungkan-sungkan diantara kami. Gue biasa pinjam duit ke Icha, dan Icha sering jadiin gue babunya, ya, persahabatan kami udah kayak majikan sama pembantu. Gue dan Icha sudah saling tahu perjalanan hidup masing-masing baik dari masalah percintaan, keluarga, dan kebiasan-kebiasaan lainnya.

4th berselang, sejak awal SMP kelas 3 dan akhir SMA kelas 3. Tidak ada yang berubah dari kami berdua. Gue masih ingat, waktu masih SMP gue sering liat teman-teman gue yang di sekolah selalu ber-kelompok dan suka foto bareng lalu nulis di fotonya “best friend forever” nyatanya itu gak bertahan setelah mereka kenal masa putih-abu.

Iya, gue yakin kalian pasti pernah menjalani fase ini. Fase dimana terlalu sering saling mengakui sahabat sejati satu sama lain, tapi hilang saat punya teman baru. Dan ajaibnya, kami bukan tipe yang seperti itu.

Gue ingat banget, waktu Icha study tour ke Bali, pulang dari Bali dia bawain gue oleh-oleh baju kaos dengan gambar Jerry si tikus di belakangnya. Waktu gue lagi jalan-jalan Muara Teweh, kotak dimana dulu gue sekolah SD disana, gue gak lupa bawain Icha gelang khas orang dayak. Dan hal yang selalu gue ingat, adalah saat gue punya uang banyak, yang gue dapat dari ngepet gajihan ngelatih PMR, gue selalu ngajak Icha buat nonton bareng atau sekedar neraktir dia makan.

Kalau boleh gue jujur, salahsatu alasan kenapa gue kalau jalan-jalan ke Mall selalu sama Icha, biar gue gak dikira jomblo. Maklumlah, efek suka ngingetin mantan pacar….

Gue sih gak pernah takut kalau kami sering dikira pacar, hanya saja gue takut Icha gak kayak gitu *nyesekkk*. kebanyakan orang yang sahabatannya, cewek sama cowok berakhir jadian, gue dan Icha gak pernah sedikitpun timbul rasa itu. Jujur aja, gue juga bingung kenapa jadi gak ada. Gue justru merasa nyaman dengan keadaan kami kayak gini, begitu juga dengan Icha. Ini baru namanya sahabat. :)

Tapi sayangnya, setelah kami kuliah dan masing-masing kami sudah mendapatkan pasangan, komunikasi kami berdua jadi makin jarang.

Tepatnya gue yang mulai, awal masuk kuliah, gue jadian sama PRP (Power Ranger Pink), setelah menjalani hubungan dengan PRP gue mereasa hidup gue penuh warna, gak cuman galau, tapi juga senang karena sudah ada yang merhatiin gue tiap hari, ada yang gue perhatikan juga tiap hari.

Sedangkan Icha, waktu pertama masuk kuliah, gue ingat banget. seharusnya gue ada kelas pertama di kampus baru, tapi siang itu, gue malah kabur ke KFC kantor Pos cuman mau nemenin Icha yang baru aja kelar kuliah dihari pertamanya. Icha cerita kalau dia ditunjuk jadi ketua kelas, gue yang waktu itu lagi minum mocha float, mendadak semuanya keluar dari hidung. Kaget, sekaligus ketawa ngakak.

Setelah dua semester dilalui, gue makin sibuk, sibuk kuliah dan sibuk ngurusin hubungan gue dengan PRP. Layaknya juga sepasang kekasih, gue dan PRP juga sering berantem, tapi disini gue jarang banget curhat ke Icha, sahabat gue sendiri. Alasannya, cukup aneh sebenarnya tapi gue yakin kalian juga pasti ngerti.

Pertama, gue gak mau cerita terlalu banyak ke Icha tentang kejelekan PRP, karena ujung-ujungnya Icha malah nyalahin gue, simpelnya, karena dia juga cewek, gak mau sesama cewek disalahin cowok. Kedua, PRP bukan tipe orang yang suka urusan pribadi diumbar-umbar, walau sedeket apapun gue sama Icha, gue pasti lebih menghargai apa yang pacar mau ketimbang sahabat. Dan ketiga…, Icha juga sudah menemukan pangerannya.

Saat gue lagi bertengkar sama PRP, dimalam minggu, gue pergi ke Taher Square tanpa sepengetahuan dia. Waktu itu kebetulan lagi ada ulangtahun komunias Android Banjarmasin, dan gue kenal sama mereka, jadi selain alasan pertemanan antar komunitas, gue juga lagi nyari hiburan buat ngilangin stres.

Lagi asik nonton acara hiburan Stand Up Comedy Banjarmasin, yang kebetulan jadi bintang tamu hari itu. Tiba-tiba HP gue bergetar, ada Chat masuk dan itu dari Icha.

From Icha
Dit, katanya di Taher Square lagi ada Stad Up ya?

Send Icha
Iya nih, buruan kesini, mumpung belum habis.

From Icha
Okehh!

Seketika gue merasa lega, akhirnya gue punya teman juga disini. Dari tadi gue dihina jomblo sama teman-teman komunitas Andorid karena datang sendirian, tapi dengan kedatangan Icha, paling tidak gue bisa sombong dikit hahaa.

Dan gak lama Icha Chat lagi, tanya dimana posisi gue sekarang. Gue pun langusng membalasnya, ngasih tahu dimana posisi gue sekarang, dan gak lupa setelah itu gue beli dua minuman, satu buat gue satunya buat Icha.

“Eh dit!” suara cewek cempreng yang gue kenal menepuk pundak gue. Gue langsung menoleh.

“Ehh, Cha, cepet amat,” kata gue sambil melihat ke arah Icha, lalu pandangan gue mengarah kepada seorang cowok tinggi di belakang Icha. “Siapa tuh?”

“Pacar gue lah hehe,” kata Icha nyengir. Icha gak pernah cerita kalau dia udah jadian.

Dengan perasaan kaget, gue pun mempersilahkan mereka duduk, lalu menyembunyikan dua botol minuman tadi ke depan gue langsung. Cowok itu bernama Razi, lalu cowok itu bilang ke Icha kalau mau beli minuman sama cemilan dulu. Si Icha menganggu dengan senyuman sok unyu, gue yang melihat keadaan itu cuman bisa nyengir dan juga ada perasaan yang mengganjal.

Layaknya seorang sahabat baik, gue langsung kepoin Icha, tanya-tanya gimana sifat Razi. Ya, ini baru sahabat, yang ditanya langsung ke poin penting.

Icha langsung semangat ceritain tentang Razi, ternyata cowok itu orang baik-baik, setelah Icha cerita cukup panjang, gue yang sudah kenal Icha lebih dulu ketimbang Razi, sudah bisatahu kalau Icha senang dan bangga punya Razi.

Tapi sayanganya Razi punya sifat yang kurang enak, posesif. Kata Icha tiap ketemu, HP Icha selalu dicek, lalu diintrogasi kalau ada berhubungan sama cowok  lain. Mendengar itu, gue langsung kasihan dengan Icha. Beruntung PRP gak pernah kayak gitu.

Gak lama Razi datang membawa dua botol minuman dan potato twister, gue melihat Icha dan pangeran barunya sangat mesra dan senang. Gue yang lagi galau, merasa sirik sendiri dan karena gak pengin ada yang terluka, gue menjauh dari mereka.

Ya, ini sebuah realita kehidupan. Gue juga gak mau egois, memaksakan Icha gak boleh pacaran dengan pangerannya, walau gue tahu, gue dan Icha bakalan jarang banget berkomunikasi lagi seperti dulu.  Layaknya sahabat.

Tapi disini lah justru letak persahabatan kami, saling memahami. Dan sekarang kami sudah tidak berkomunikasi lagi. Alasanya karena sekarang kami sudah punya orang yang selalu ada, dan kami coba mengerti sikap pasangan masing-masing.

Pantesan, beberapa waktu lalu gue sempat SMS Icha tapi gak dibalas, lalu chat gue cuman dibaca. Disini gue sadar, Icha bukan sombong atau balas dendam karena gue selama ini terlalu sibuk dengan PRP, tapi karena Razi. Sikap posesif Razi buat Icha risi sebenarnya, tapi justru dari sikap Razi yang kurang enak menurut gue itu, hubungan mereka jadi langgeng.

Sekarang sudah hampir satutahun mereka jadian. Dan walaupun posesif, Razi juga punya sisi romantis, terbukti saat Icha ulangtahun, gue lihat akun Instagram Icha penuh dengan foto kado pemberian Razi. Ada foto dimana Razi bawa kue ulangtahun saat Icha masih selimutan di kamarnya.

Oya, Cha, maaf tahun ini gue gak ngucapin selamat ulangtahun buat lo, gue bukan lupa. Gue gak mungkin lupa, gak mungkin lupa sama sahabat terbaik yang pernah gue punya. Hanya saja keadaan yang memang membuat kita kayak gini, ini pilihan elo, pilihan lo yang emang lo impikan dari dulu, punya cowok kayak rexona dan kayak mas-mas delivery KFC.

Tapi gue berdo’a kok Cha waktu ulangtahun lo, beneran deh, demi uang limaputuh ribu lo yang belum gue kembaliian #ApaIni.

Oya gue ingat banget, waktu ulangtahun Icha 2012 lalu, waktu itu dia jomblo. Dan sebagai sahabat yang baik, malamnya gue ngajak Icha makan di Kedai Bambu Merah dekat rumah gue, tapi malam itu Icha cuman minta dibelikan cemilan, katanya gak nafsu makan karena gak ada pacar dihari bahagia dia. Dan saat mau tengah malam, Bokap dia telepon tba-tiba dengan nada kurang enak.

Gue sempet takut dengar Bokapnya marah, tapi Icha justru santai, dan dia malah merasa aneh, tumben dicariin. Di depan rumah Icha ada Bokapnya yang berkumis tebal nungguin, gue sempet gugup banget, tapi gue berusaha tenang dan pamitan dengan senyum mesum ke Bokappnya Icha, tapi anehnya muka Bokap Icha malah asik-asik aja.

Sampai rumah gue SMS Icha, gue mau bilang minta maaf karena udah ngajak dia pulang malam, dan tanya apa dia dimarahin sama Bokapnya. Satujam berselang gak ada balasa, gue galau tingkat lurah. Asli gue takut banget waktu itu, besoknya pagi Icha langsung telepon.

            “Cha, aduh tadi malam pasti dimarahin ya?” tanya gue langsung saat menganggat telepon. Gue takut banget kalau Icha kenapa-napa, tapi jawaban dia.

            “Hahahaha….”

Malah ketawa ngakak. Hmm…, dasar Chacing!!!

Icha cerita ternyata malam itu dia dikerjain sama Bokapnya, dan saat masuk kamar, ternyata dua orang teman dekatnya di SMA ngasih kejutan. Ya, salah satu diantaranya ada Kety, sang mantan.

Hmm…, seandainya lo ada di depan gue sekarang Cha, gue cuman mau bilang terimakasih banget buat lo. Lo bukan cuman pendengar, penasehat, dan atm berjalan terbaik gue, tapi lo juga sudah banyak banget menginsfirasi gue, baik di dunia nyata ini, atau di dunia fiksi yang sering aip dan kejelekan lo gue ceritain beberapa kali disini. Lo sahabat yang terbaik Cha…. *tisu mana tisu*

Dan, waktu buka puasa bersama kemarin, gue banyak ditanyain anak-anak, tumben banget gak berdua sama lo lagi. Dan, buka puasa tahun ini bukannya gue gak ngundang lo. Gue udah coba, cari kontak lo tapi gak nemu, gue juga bolak-balik depan rumah lo, tapi gak liat ada motor lo lagi. Kenapa gue gak masuk ke rumah lo dan tanya? Karena gue tahu lo udah pindah, gue tahu semua kebiasa-kebiasaan lo yang mungkin pacar lo sendiri gak tahu Chacinggg, hahahaa…

****

Saat gue menulis ini, gue cuman mau jujur dengan apa yang gue rasakan selama ini tentang sahabat. Kalau sejatinya, gak ada best friend forever, karena pada hakikatnya sahabat akan tergantikan dengan orang yang selalu ada, pacar misalnya.

Tapi menurut gue: sahabat sejati adalah sahabat yang pada akhirnya harus saling memahami.

Setuju?


****
BONUS



Comments

  1. emang lebih baik punya satu sahabat tapi saling memahami bang daripada seribu sahabat yang ngakunya doang sahabat

    ReplyDelete
  2. Hahahaha ngerti banget dit sama icha. Kalo pas lagi ada pacar ada beberapa cewek yang gak lagi bisa dekat sama sahabat2 cowoknya *nunjuk diri sendiri*
    Btw itu ada typo bikin ngakak dit,
    " di SMA Sabillal, katanya biar gue bisa move on. Namanya Kety, cowok yang tomboy yang manis" diiiit kamu pacaran sama cowooook? :p


    visit My Little Cream Button • | instagram •

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kan bener hihi emang susah sahabatan cowok sama cewek kalau udah punya pasangan masing-masing ya kak hmm...
      yaelah sempet kebaca lagi -___________-"
      udah di update kak bahahaha x))

      Delete
  3. Uh. Gue baca sampe abis. Kalian keren. :))
    Jarang banget ada yang begini meski... yah... harus saling memahami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. begitulah mas :')
      susah emang kalau sahabatan beda gender gini

      Delete
  4. dan gue juga kehilangan 2 shabat cowok gue krna yg namanya cinta. gue emang jdian sma slah 1 dr mreka. tp jujur, gue kangen saat bertiga dulu #curcol.

    tp kisah lo, so nice

    ReplyDelete
    Replies
    1. terus gimana kalau ngumpul bertiga? rada susah gak *kepo*

      makasih yaa :D

      Delete
  5. Kalau sekarang sahabatan sama cowok juga susah..ntar di kira homo lagi :-D

    ReplyDelete
  6. wow dit, ini sedih beneran sedih, dan sempet tebak-menebak akan ada apakah di akhir postingan, yah ternyata begitu :')
    btw sekarang udah balik lagi ke "gue" ya, "ulun" nya mana? atau terbawa suasana? :p hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhe begitulah, endinngnya agak merinding ya?
      haha iya nih kebawa suasana, sama juga kalau pakai bahasa banjar dipostingan ini rada lucu :p

      Delete
  7. Haha gue juga punya sahabat yg (hampir) hilang. Cuma namanya bukan Ica. Dulu sahabat gue temen SD, dan sekarang baru ketemu lagi pas SMA.

    ReplyDelete
  8. panjang ya hehe
    aku juga punya sahabat cowok, masih komunikasi kok sampai sekarang, dan untungnya pasangan masing-masing ngerti persahabatan kami hehe
    udah dari kelas 2 smp sahabatan sama dia, ya gitu deh :D
    nice post

    ReplyDelete
    Replies
    1. soka yg panjang kan? #apaini
      asik yaa kalau maish bisa komunikasi lancar, jadi iri nih.
      iyaa makasih yaa

      Delete
  9. hahahh nice post ,punya sahabat cewek itu kadang lebih enak juga ahahha
    btw ica kemana sih ? *kepo

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi buat di peluk #eh
      entahlah mungkin lagi nyari kulit manggis

      Delete
  10. Terkadang cinta mampu mengalahkan segalanya, termasuk sahabat huhuhuhu

    Tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ka Adit waktu udah beli minuman. Dan ternyata ka Icha datang sama cowoknya. Kesel sih iya, tapi mencoba mengerti dengan keadaan :D

    Semoga nanti bisa ketemu lagi sama ka Icha, yang namanya sahabat itu nggak bisa dong pupus ditengah jalan. Justru sahabatan itu untuk selamanya, meski pun masing-masing udah punya kesibukan masing-masing. Tapi tetap bisa sahabatankan? *apaan coba*

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada yang curhat *uhuk*

      Amin haha mudahan bisa ketemuan lagi nah :')

      Delete
  11. gue mending kehilangan Followers daripada harus Sahabat

    ReplyDelete
  12. Setuju bro, aduh pokoknya sahabat itu bisa kita anggap keluarga sendiri dah :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, kalau udah lama deket rasanya dia kayak keluarga sendiri

      Delete
  13. njir sweet banget persahabatan lu, gue doain semoga icha bisa kedampar kerumah lu sob, atau minimal undangan pernikahannya *eh

    ReplyDelete
  14. Replies
    1. haha penasaran banget dari kemarin ini x))
      entar kasih tahu deh mas hhe

      Delete
  15. Punya nih gue sahabat cewek juga..

    ReplyDelete
  16. yang namanya teman kalau udah dekat kayak keluarga sendiri tepatnya udah kayak adek kakak,..

    ReplyDelete
  17. Ah, jadi kangen 2 sahabat cowo pas SD trs kangen 2 sahabat cowo dan 1 sahabat cewe pas SMP. Udah berapa bulan ya gaketemuuu....
    #KemudianCurhat.

    ReplyDelete
  18. Pingin deh punya sahabat beda gender juga.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima Kasih sudah membaca dan berkunjung, mari berkenalan : Profile Penulis