Ciri-ciri Hubungan Akan Berakhir

Mungkin semua cewek pasti sepakat kalau rata-rata cowok adalah mahluk yang paling susah peka. Kalau sudah keluar kalimat kayak gini “Pikir aja sendiri” maka otak para cowok akan mengalami kontraksi cukup berat yang menyebabkan kerusakan di beberapa sel. Sudah tau nggak peka masih aja mau di pacarin sama cowok. Hih dasar cewek!

Buat kalian para cowok walau pun kadang susah memahami kode-kode cewek, karena kadang emang bahasa kode mereka lebih ribet dipahami dari pada bahasa Yunani kuno. Tapi kalian jangan sampai nggak tau kode atau ciri-ciri hubungan akan berakhir.

Sesuai dengan pengalaman dan curahan hati beberapa teman-teman, kali ini gue mau kasih tau ciri-ciri hubungan akan berakhir. Jangan sampai kalian yang sedang menjalani hubungan apa lagi yang baru pertama pacaran, nggak tau kalau lo dan dia akan mengalami fase paling menyakitkan, yaitu; perpisahan.

Ciri-ciri Hubungan Akan Berakhir

Contoh di bawah ini nggak mesti ciri-ciri hubungan akan berakhir yang harus di pahami buat para cowok, tapi juga berlaku buat cewek. Karena seperti yang kita tau, dunia ini sudah hampir kiamat, nggak sedikit cowok yang mulai bertingkah seperti bidadari.

Keluar Kalimat “Kita break dulu ya”

via www.vemale.com

Yang pertam harus kalian tau tentang ciri-ciri hubungan akan berakhir adalah ketika pasangan kalian meminta break. Secara etimologi orang yang meminta break atau pisah sementara waktu adalah salah satu ciri yang harus kalian waspadai.

Break atau pisah sementara waktu cenderung terjadi karena salah satu pihak ada yang mengalami fase bosan, bisa jadi karena hubungan yang monoton. Tapi menurut gue, bosan dalam hubungan yang berakhir perpisahan bukan jadi alasan untuk mempertahan kan sebuah hubungan. Bukan kah cinta harus saling menerima apa ada nya?

Kalau udah pasangan lo minta break mungkin lo bisa kasih, tapi sepakati dulu waktu untuk menjalani hari-hari tanpa dia sampai berapa lama. Jangan kasih waktu break satu tahun atau satu dasawarsa.

Sengaja Membuat Masalah Yang Nggak Penting

via doktercinta.info

Ciri selanjutnya hubungan akan berakhir adalah sengaja membuat masalah yang nggak penting. Mungkin sesekali nyari masalah wajar aja karena biasanya dia minta perhatian, berbeda kalau terlalu seringan.

Misalkan disebuah toko elektroni.

                “Sayang, tolong liatin dong harga tv led samsung aku mau liat mesin cuci dulu.” Kata si cewek meminta ke pacaranya.

                “Iya sayang, bentar ya.”

Setelah selesai melihat harga yang diminta cewek nya, si cowok nyamperin.

                “Sayang... tadi harga nya mulai dari dua jutaan sampai tujuh juta ke atas.”

               “HAH! APA!” si cewek kaget dengan ekspresi mata mau keluar “Kok mahal banget! Kamu tuh ya, nyari yang mahal-mahal harusnya cari yang paling murah biar hemat. Itu tv atau kucing anggora! Mahal banget, pensil alis aku aja nggak nyampe segitu harganya...”

Otak si cowok mulai mengalami kontraksi berat.

                “Kalau jadi cowok itu harus hemat dong, entar kamu gimana beli make up aku hah! Kamu mau aku keliatan jelek. Mau aku pakai spidol buat gambar alis aku?! MAU?!”

Nggak lama si cowok dijemput maha kuasa.

Melanggar Apa Yang Disepakati

via www.bintang.com

Yang terakhir gue nggak akan bahas panjang lebar, karena gue yakin banget kalian pasti tau dan bisa merasakannya sendiri. Dalam sebuah hubungan mau tidak mau suka tidak suka pasti akan ada sebuah perjanjian yang harus disepakati secara tersirat.

Mulai dari yang simpel kayak sepakat nggak akan mention dengan isi rayuan ke orang lain, sampai sepakat nggak akan berhubungan lagi sama mantan pacar. Oke yang nomer dua menurut gue paling menyedihkan. Ya, wajar sih, tapi coba lah dewasa, ini sama artinya kayak lo memaksakan seseorang buat memutus tali silaturahmi. Pasti ngerti dong hukum nya.

Intinya jangan pernah melakukan kesepakatan atau komitmen kalau pada akhirnya kalian tidak bisa menepati. Kasian orang-orang yang punya harapan besar. :’)

~(^^~)(~^^~)(~^^)~

Harusnya ketika merasa sudah tidak nyaman dan kata bertahan tidak bisa dilakukan lagi, maka membicarakan hubungan kalian berdua secara baik-baik adalah pilihan yang menurut gue paling tepat. Karena dalam segi bahasa, hubungan adalah kesinambungan interaksi antara dua orang.

Duh... sory ya, maklum mantan anak Komunikasi. :’v

Bukan kah yang menginginkan sebuah hubungan adalah kalian berdua? Jadi sebaiknya jangan ambil keputusan sendiri ya.

Ada banyak teman gue yang pada akhirnya menyesal setelah mengakhiri hubungan mereka secara sepihak, dengan alasan yang sebenarnya masih bisa dibicarakan lagi berdua dan tentunya harus dalam keadaan kepala yang dingin, karena kita sama-sama tau emosi nggak akan berakhir dengan baik.

Terkadang urusan kantor, kampus, rumah atau teman tongkorngan sedikit banyak pasti akan berdampak pada komunikasi hubungan kalian.

Pernahkan lo kesal gara-gara dosen di kampus, terus malah melimpahkan kekesalan itu ke orang yang kalian sayang? Gue berani jami pasti pernah.

Jangan sampai deh hal yang kayak gitu terjadi lagi, toh kalau emang kalian lagi kesal sama dosen di kampus bilang aja langsung ke dia, insya Allah pasangan yang baik pasti akan mengerti dan paham bagaimana kodisi kalian saat itu. Jangan sampai sebuah “komitmen” rusak hanya gara-gara miscommunication dia juga berhak tau masalah yang lo hadapi.

Lebih baik jujur dari pada membuat alasan konyol dan menyembunyikan masalah yang sebenarnya. Ingat ini; Dia yang sayang kamu pasti akan berfikir keras tentang hubungan yang berakhir dengan kejanggalan.

Karena kedewasaan sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan, biar lo dan dia bisa saling "menghargai" dan mengerti satu sama lain.

Satu hubungan yang diawali dengan baik juga harus diselesaikan dengan baik-baik.

Jadi... Hai, kamu apa kabar? :D

Comments

  1. Biasanya kalau udah ngomong break, ujung2nya pasti putus, wkwk,

    Kadang ada cewek udah dia yang mutusin duluan, diajaķ balikan gak mau, tapi begitu si cowok punya pacar baru, dianya merong-merong gak jelas haha, *bukan aku lho ya*

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima Kasih sudah membaca dan berkunjung, mari berkenalan : Profile Penulis